CARA BERTANAM PADI ALA DAYAK KANAYATN
Padi yang telah dipanen kemudian dibawa ke pondok, dikeringkan lalu
dirontokkan pakai kaki ( Ngitit- Kanayatn ) yaitu dengan cara diinjak injak dan digulung
gulung sehingga gabah rontok dari malainya.
Selanjutnya gabah dikeringkan, lalu dimasukkan ke Baluh- . Baluh ini terbuat dari kulit kayu meranti putih berdiameter besar lebih 1 m yang dikupas dibuat melingkar.
Selanjutnya baluh disimpan di lumbung padi yang disebut Dango Padi . Agar gabah tidak diserang serangga perusak, mereka menggunakan bahan tradisional, yaitu daun tumbuhan sungkai (Veronema canescen) dipotong kecil-kecil kemudian dikeringkan lalu dicampurkan kedalam gabah yang disimpan pada lulung .
Dengan campuran daun sungkai itu, gabah tahan disimpan beberapa tahun, tidak dimakan dan dirusak serangga.
Orang Dayak memiliki persediaan padi yang melimpah. Beberapa keluarga Dayak bahkan memiliki persediaan padi yang disimpan 5-7 tahun yang lalu.
Padi yang baru dipanen setelah acara Ngaleko- Upacara panen padi baru dan telah dimakan untuk pertama kali sebagi simbol bahwa hasil panen padi tahun ini telah dapat dinikmati, disimpan di lumbung, dan yang dikonsumsi sehari hari adalah padi yang dipanen beberapa tahun yang lalu.
Suatu pembelajaran mengenai sistem ketahanan pangan. Dayak memiliki ketahanan pangan yang tinggi, sehingga ucapan Pak Eni- warga Sinamben Kab Landak “kami tidak memiliki banyak uang, tapi kami banih/padi” adalah benar adanya.
Dayak Kanayatn sangat jarang menjual beras, lebih baik disimpan bertahun tahun, padi dianggap sakral- punya semangat ( roh ).
Pondok ladang- rumah singgah Dayak Selanjutnya gabah dikeringkan, lalu dimasukkan ke Baluh- . Baluh ini terbuat dari kulit kayu meranti putih berdiameter besar lebih 1 m yang dikupas dibuat melingkar.
Selanjutnya baluh disimpan di lumbung padi yang disebut Dango Padi . Agar gabah tidak diserang serangga perusak, mereka menggunakan bahan tradisional, yaitu daun tumbuhan sungkai (Veronema canescen) dipotong kecil-kecil kemudian dikeringkan lalu dicampurkan kedalam gabah yang disimpan pada lulung .
Dengan campuran daun sungkai itu, gabah tahan disimpan beberapa tahun, tidak dimakan dan dirusak serangga.
Orang Dayak memiliki persediaan padi yang melimpah. Beberapa keluarga Dayak bahkan memiliki persediaan padi yang disimpan 5-7 tahun yang lalu.
Padi yang baru dipanen setelah acara Ngaleko- Upacara panen padi baru dan telah dimakan untuk pertama kali sebagi simbol bahwa hasil panen padi tahun ini telah dapat dinikmati, disimpan di lumbung, dan yang dikonsumsi sehari hari adalah padi yang dipanen beberapa tahun yang lalu.
Suatu pembelajaran mengenai sistem ketahanan pangan. Dayak memiliki ketahanan pangan yang tinggi, sehingga ucapan Pak Eni- warga Sinamben Kab Landak “kami tidak memiliki banyak uang, tapi kami banih/padi” adalah benar adanya.
Dayak Kanayatn sangat jarang menjual beras, lebih baik disimpan bertahun tahun, padi dianggap sakral- punya semangat ( roh ).
Pembersihan lahan
Pembakaran lahan
Nuggal- nanam benih
Tunas padi
Padi tumbuh subur
Padi menguning
Panen
Penjemuran
Penyimpanan padi- Langko
Sumber: Universitas Alam Raya ( Belantara Borneo )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar