Jumat, 07 November 2014

CARA BERTANAN PADI ALA DAYAK BORNEO





CARA BERTANAM PADI ALA DAYAK KANAYATN

Padi yang telah dipanen kemudian dibawa ke pondok, dikeringkan lalu dirontokkan pakai kaki ( Ngitit- Kanayatn ) yaitu dengan cara diinjak injak dan digulung gulung sehingga gabah rontok dari malainya.
Selanjutnya gabah dikeringkan, lalu dimasukkan ke Baluh- . Baluh  ini terbuat dari kulit kayu meranti putih berdiameter besar lebih 1 m yang dikupas dibuat melingkar.
Selanjutnya baluh  disimpan di lumbung padi yang disebut  Dango Padi . Agar gabah tidak diserang serangga perusak, mereka menggunakan bahan tradisional, yaitu daun tumbuhan sungkai (Veronema canescen) dipotong kecil-kecil kemudian dikeringkan lalu dicampurkan kedalam gabah yang disimpan pada lulung .
Dengan campuran daun sungkai itu, gabah tahan disimpan beberapa tahun, tidak dimakan dan dirusak serangga.

Orang Dayak memiliki persediaan padi yang melimpah. Beberapa keluarga Dayak bahkan memiliki persediaan padi yang disimpan 5-7 tahun yang lalu.
Padi yang baru dipanen setelah acara Ngaleko- Upacara panen padi baru  dan telah dimakan untuk pertama kali sebagi simbol bahwa hasil panen padi tahun ini telah dapat dinikmati, disimpan di lumbung, dan yang dikonsumsi sehari hari adalah padi yang dipanen beberapa tahun yang lalu.
Suatu pembelajaran mengenai sistem ketahanan pangan. Dayak memiliki ketahanan pangan yang tinggi, sehingga ucapan Pak Eni- warga Sinamben Kab Landak  “kami tidak memiliki banyak uang, tapi kami banih/padi” adalah benar adanya.
Dayak Kanayatn  sangat jarang menjual beras, lebih baik disimpan bertahun tahun, padi dianggap sakral- punya semangat ( roh ).


Pondok ladang- rumah singgah Dayak


 Pembersihan lahan

Pembakaran lahan



Nuggal- nanam benih

 Tunas padi



Padi tumbuh subur


 Padi menguning


 Panen


Penjemuran




Penyimpanan padi- Langko

Sumber: Universitas Alam Raya ( Belantara Borneo )




Tidak ada komentar:

Posting Komentar